TAHUKAH KAMU : MENGAPA ANGIN TIDAK TERLIHAT

angin 
Mungkin adik-adik sudah tahu bahwa angin itu adalah udara yang bergerak karena perbedaan tekanan. Tapi, mengapa angin atau udara di sekitar kita ini tidak bisa kita lihat ya?
Wah, untuk menjawab pertanyaan itu, mungkin ada baiknya kita memahami dulu proses mata kita melihat sesuatu: Apa yang bisa kita lihat dan apa yang tidak bisa kita lihat.
colors_absorbed
Gambar 1. Apel menerima cahaya tampak dengan seluruh jangkauan warna, namun hanya memantulkan warna merah.
Mata manusia, melalui proses evolusi, dapat mengenali gelombang cahaya dengan jangkauan warna seperti pada pelangi: merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu (violet). Jangkauan warna cahaya itu kita sebut sebagai cahaya tampak. Ada cahaya lain yang tidak bisa kita lihat, misalnya cahaya ultraviolet atau infra-merah.
Kita dapat melihat sesuatu jika ada cahaya tampak yang dipantulkan oleh suatu benda, kemudian diterima oleh mata kita. Apabila suatu benda tidak memancarkan atau memantulkan cahaya tampak, maka benda itu tidak bisa kita lihat. Misalnya ketika dalam keadaan gelap gulita, kita tidak bisa melihat apa-apa. Padahal dalam keadaan gelap gulita sekalipun, ada banyak benda yang dapat memancarkan atau memantulkan cahaya infra-merah.
Nah, mengapa angin atau udara tidak bisa kita lihat? Mungkin adik-adik pernah belajar tentang wujud zat. Udara di sekitar kita ini wujudnya adalah gas. Gas adalah wujud zat dimana jarak antar partikel penyusunnya sangat jauh. Untuk volume yang sama, jumlah partikel di dalam gas akan sangat sedikit jika dibandingkan dengan padatan atau cairan.
kerapatan
Gambar 2. Perbedaan susunan partikel dalam: (a) wujud gas, (b) wujud cair, (c) wujud padat.
Akibatnya, sedikit pula cahaya tampak yang memantul dari udara ke mata kita. Karena hampir tidak ada cahaya tampak yang memantul dari udara ke mata kita, maka udara maupun angin pada umumnya tidak dapat kita lihat.
Ada kalanya kita bisa melihat angin loh. Adik-adik pasti pernah melihat asap, ‘kan? Di dalam asap, ada partikel-partikel padat dan berwarna yang jumlahnya relatif banyak. Partikel-partikel di dalam asap memantulkan dan menyerap cahaya sehingga mata kita dapat melihatnya. Ketika kalian melihat asap yang tertiup angin, maka sebetulnya kalian sedang melihat angin.
Sumber gambar:
1. Sumber: http://www.uen.org
*Ivan Irawan meraih gelar sarjana Fisika dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung (UNPAR). Bersama rekan kuliah, ia mendirikan Bengkel Sains, media pembelajaran sains melalui percobaan-percobaan menyenangkan. Saat ini ia mengajar sebagai asisten Laboratorium Fisika dasar di Fakultas Teknologi Informasi dan Sains UNPAR.

No comments

Powered by Blogger.