GERAKAN SHOLAT BERMANFAAT UNTUK KESEHATAN TUBUH
Shalat  ternyata tidak hanya menjadi  amalan utama di akhirat nanti, tetapi  gerakan-gerakan shalat paling  proporsional bagi anatomi tubuh manusia.  Bahkan dari sudut medis,  shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis  pnyakit. 
  
   
               
Allah,   Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh   ciptaanNya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai   ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu   sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini   sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka   pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.
Begitu   pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat   untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam   shalat pun mempunyai manfaat masing-masing.  Misalnya:
Takbiratul Ihram
Berdiri   tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di  depan  perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk  melancarkan  aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot  lengan. Posisi  jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer  ke seluruh  tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang  sehingga aliran  darah kaya oksigen menjadi lancer. Kemudian kedua  tangan didekapkan di  depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini  menghindarkan dari  berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh  bagian atas.
Ruku’
Ruku’   yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila   diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi   kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk   menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus   vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung   sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian   tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan   otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan   bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.
I’tidal
Bangun   dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan   setinggi telinga. I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’   dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi   organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ   pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara   bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.
Sujud
Menungging   dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada   lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher   dan ketiak. Posis jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen   bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir   seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah,   tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi   seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi   wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi   kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Duduk di antara sujud
Duduk   setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan   tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.   pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung   dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri   pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu   berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan   aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan   saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini   mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan   tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian   relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga   kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
Salam
Gerakan   memutar kepala ke kanan dank e kiri secara maksimal. Salam bermanfaat   untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala   menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala   serta menjaga kekencangan kulit wajah.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud   memiliki falsafah bahwa manusia meneundukkan diri serendah-rendahnya,   bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu   psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan   melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih   untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung   berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke  otak.  Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu  kerja  sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.
Setiap   inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara   normal. Darah tidk akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan   ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan   darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan   memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang   telah diwajibkan dalam Islam.
Riset   di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard  University, Amerika   Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya   menyatakan diri masuk Islam setelah diamdiam melakukan riset   pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu,   gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun   peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan   melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan   lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota   tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.
Sujud adalah   latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban   tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat   inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi   kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya   tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih   dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah   otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus)   berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui   kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena   di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan   mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih   besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
Setelah   melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk. Dalam shalat terdapat   dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir).   Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum.   Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang   persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat   tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki   harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus   menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit   dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki   organ reproduksi di daerah perineum. 
Pada   dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika   tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika   dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera   tergantikan. Regenerasi pun berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh   senantiasa bugar. 
Menuru   penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul   “Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan   Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Neuroimunologi” dengan desertasi   itu, Soleh berhasil meraih gelar doctor dalam bidang ilmu kedokteran   pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahankannya   beberapa waktu lalu.
Shalat   tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunah muakkad),   tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi   penyakit kanker. Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons   ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan   limfositnya yang berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu,   juga dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah   yang dihadapi.
Selama   ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis.  Namun,  sebetulnya permasalahan ini dapat dibuktikan dengan teknologi   kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat   dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol dengan   parameter kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada pagi   hari normalnya antra 38-690 nmol/liter. Sedangkan pada malam hari atau   setelah pukul 24.00, jumlah ini meningkat menjadi 69-345 nmol/liter. 
“Kalau   jumlah hormone kortisolnya normal, dapat diindikasikan bahwa orang   tersebut tidak ikhlas karena merasa tertekan. Demikian juga sebaliknya,”   ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang   menganggap ajaran agama Islam semata-mata dogma atau doktrin.
Menurut   Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit  kanker  dan infeksi. Dengan melakukan tahajud secara rutin dan disertai   perasaan ihklas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respon   imun yang baik serta besar kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi   dan kanker. Berdasarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian   menyebabkan seseorang memiliki ketahanan tubuh yang baik.





nice post gan
ReplyDelete