KEAJAIBAN MATEMATIKA MATEMATIKA DALAM AL QURAN DAN ANGKA 19
Apa itu nilai numerik? Angka yang kita kenal sekarang yaitu (1, 2, 3, dst) sebenarnya dikenal belum lama oleh manusia. Sebelumnya untuk kepentingan perdagangan misalnya orang melakukan penghitungan berdasarkan simbol atau karakter yang merepresentasikan sebuah angka. Dalam sejarah dijumpai beberapa representasi yang berbeda untuk angka-angka atau bilangan dan untuk proses dasar penghitungan. Pada awalnya dijumpai angka-angka yang diucapkan dan angka-angka yang disimbolkan dengan jari tangan (diindikasikan oleh posisi tangan dan jari-jari). Selanjutnya untuk pencatatan secara permanen dan penghitungan diperlukan apa yang disebut sebagai “NUMERAL” yang merupakan sebuah simbol atau karakter yang digunakan untuk mewakili sebuah bilangan. Dalam sistim Romawi kita telah mengenal angka-angka Romawi dan masih sering digunakan pada saat sekarang. Angka 1 dalam sistim Romawi disimbolkan dengan huruf I. Dan juga simbol-simbol Romawi untuk angka-angka lainnya seperti V=5, X=10, L=50, C=100, D=500, dan M=1000. Misalnya untuk menuliskan 164 disimbolkan dengan CLXIV, dan untuk menuliskan tahun 1988 dengan simbol MCMLXXXVIII. Demikian juga untuk huruf-huruf Arab, Yunani, Hebrew dan lainnya juga digunakan sebagai ‘numeral’. Nilai numerik dari setiap huruf Arab dapat dilihat pada table di bawah.
Angka-angka Menakjubkan dalam Al Qur’an
Kalau kita buka Al Quran dan kita perhatikan beberapa kata dalam Al Quran dan menghitung berapa kali kata tersebut disebutkan dalam Al Quran, kita akan peroleh suatu hal yang sangat menakjubkan. Mungkin kita betanya, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencari dan menghitungnya. Dengan kemajuan teknologi khususnya komputer, hal tersebut tidak menjadi masalah. Tabel di bawah ini menyajikan frekuensi penyebutan beberapa kata penting dalam Al Qur’an yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa kata lain yang menarik dari tabel tersebut adalah kata “syahr (bulan)” yang disebutkan sebanyak 12 kali yang menunjukkan bahwa jumlah bulan dalam setahun adalah 12, dan kata “yaum (hari)” yang disebutkan sebanyak 365 kali yang menunjukkan jumlah hari dalam setahun adalah 365 hari. Selanjutnya Kata “lautan (perairan)” disebutkan sebanyak 32 kali, dan kata “daratan” disebut dalam Al Quran sebanyak 13 kali. Jika kedua bilangan tersebut kita tambahkan kita dapatkan angka 45.
Sekarang kita lakukan perhitungan berikut:
· Dengan mencari persentase jumlah kata “bahr (lautan)” terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan:
(32/45)x100% = 71.11111111111%
(32/45)x100% = 71.11111111111%
· Dengan mencari persentase jumlah kata “barr (daratan)” terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan:
(13/45)x100% = 28.88888888889%
Kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT dalam Al Quran 14 abad yang lalu menyatakan bahwa persentase air di bumi adalah 71.11111111111%, dan persentase daratan adalah 28.88888888889%, dan ini adalah rasio yang riil dari air dan daratan di bumi ini.
Al Qur’an Didesain Berdasarkan Angka 19
Selain 19 sebagai kode rahasia Al Qur’an itu sendiri, peristiwa ditemukannya bilangan 19 sebagai “miracle” dari Al Qur’an juga dapat dihubungkan dengan bilangan 19 sebagai kehendak Allah. Disebutkan di atas bahwa kode rahasia tersebut ditemukan pada tahun 1393 Hijriah. Al Qur’an diturunkan pertama kali pada 13 tahun sebelum Hijriah (hijrah Nabi). Jadi keajaiban Al Qur’an ini ditemukan 1393+13=1406 tahun (dalam hitungan hijriah) setelah Al Qur’an diturunkan, yang bertepatan dengan tahun 1974 M.
Surah 74 adalah Surah Al Muddatsir (yang berarti ‘orang yang berselimut’ dan juga dapat berarti ‘rahasia yang tesembunyi’), yang memang mengandung rahasia Allah mengenai keajaiban Al Qur’an. Dalam Surah 74 ayat 30-36 dinyatakan:
(74:30) Di atasnya adalah 19.
(74:31) Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu (19) melainkan untuk:
- cobaan/ujian/tes bagi orang-orang kafir,
- meyakinkan orang-orang yang diberi Al Kitab (Nasrani dan Yahudi),
- memperkuat (menambah)keyakinan orang yang beriman,
– menghilangkan keragu-raguan pada orang-orang yang diberi Al kitab dan juga orang-orang yang beriman, dan- menunjukkan mereka yang ada dalam hatinya menyimpan keragu-raguan; dan orang-orang kafir mengatakan: “Apakah yang dikehendaki Allah dengan perumpamaan ini?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia. Dan ini tiada lain hanyalah sebuah peringatan bagi manusia.
- meyakinkan orang-orang yang diberi Al Kitab (Nasrani dan Yahudi),
- memperkuat (menambah)keyakinan orang yang beriman,
– menghilangkan keragu-raguan pada orang-orang yang diberi Al kitab dan juga orang-orang yang beriman, dan- menunjukkan mereka yang ada dalam hatinya menyimpan keragu-raguan; dan orang-orang kafir mengatakan: “Apakah yang dikehendaki Allah dengan perumpamaan ini?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia. Dan ini tiada lain hanyalah sebuah peringatan bagi manusia.
(74:32) Sungguh, demi bulan.
(74:33) Dan malam ketika berlalu.
(74:34) Dan pagi (subuh) ketika mulai terang.
(74:35) Sesungguhnya ini (bilangan ini) adalah salah satu dari keajaiban yang besar.
(74:36) Sebagai peringatan bagi umat manusia.
(74:33) Dan malam ketika berlalu.
(74:34) Dan pagi (subuh) ketika mulai terang.
(74:35) Sesungguhnya ini (bilangan ini) adalah salah satu dari keajaiban yang besar.
(74:36) Sebagai peringatan bagi umat manusia.
Sebagian besar ahli tafsir menafsirkan 19 sebagai jumlah malaikat. Menurut Dr. Rashad Khalifa, menafsirkan bilangan 19 sebagai jumlah malaikat adalah tidak tepat karena bagaimana mungkin jumlah malaikat dapat dijadikan untuk ujian/tes bagi orang-orang kafir, untuk meyakinkan orang-orang nasrani dan yahudi, untuk meningkatkan keimanan orang yang telah beriman dan juga untuk menghilangkan keragu-raguan. Jadi, tepatnya bilangan 19 ini merupakan keajaiban yang besar dari Al Qur’an sesuai ayat 35 di atas, menurut terjemahan Dr. Rashad Khalifa (dan juga terjemahan beberapa penterjemah lain). Jadi pada ayat 35 kata “innahaa” merujuk pada kata “’iddatun” pada ayat 31.
Mengapa Angka 19?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu dijelaskan tentang sistem bilangan. Kita pasti mengenal betul sistem bilangan Romawi yang masih sangat dikenal pada saat ini, seperti I=1, V=5, X=10, L=50, C=100, D=500 dan M=1000. Seperti halnya pada sistem bilangan Romawi, sistem bilangan juga dikenal pada huruf-huruf arab. Bilangan yang ditandai pada setiap huruf dikenal sebagai “nilai numerik (numerical value atau gematrical value)”. Tabel di bawah ini adalah nilai-nilai numerik dari huruf Arab:
Setelah mengetahui nilai dari setiap huruf arab tersebut, kita dapat menjawab mengapa 19 dipakai sebagai kode rahasia Allah dalam Al Qur’an, dan sekaligus dapat digunakan untuk mengungkap keajaiban Al Qur’an. Berikut beberapa hal yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa 19.
- 19 merupakan nilai numerik dari kata “Waahid” dalam bahasa arab yang artinya ‘esa/satu’. Perhatikan tabel di bawah ini untuk melihat nilai numerik dari kata “waahid”.
- 19 merupakan bilangan positif pertama dan terakhir (1 dan 9), yang dapat diartikan sebagai Yang Pertama dan Yang Terakhir seperti yang dikatakan Allah, misalnya, pada QS 57 ayat 3 sebagai berikut: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS 57:3). Kata “waahid” dalam Qur’an disebutkan sebanyak 25 kali, dimana 6 diantaranya tidak merujuk pada Allah (seperti salah satu jenis makanan, pintu, dsb). Sisanya 19 kali merujuk pada Allah. Total jumlah dari (nomor surat + jumlah ayat pada masing-masing surat) dimana 19 kata “waahid” yang merujuk pada Allah adalah 361 (19 x 19). Jadi 19 melambangkan keesaan Allah (Tuhan Yang Esa).
- Pilar agama Islam yang pertama juga dikodekan dengan 19
“La – Ilaha – Illa – Allah”
Nilai-nilai numerik dari setiap huruf arab pada kalimah syahadat di atas adalah dapat ditulis sebagai berikut
“30 1 – 1 30 5 – 1 30 1 – 1 30 30 5”
Jika susunan angka tersebut ditulis menjadi sebuah bilangan, diperoleh = 30113051301130305 = 19 x … atau merupakan bilangan yang mempunyai kelipatan 19. Jadi jelaslah bahwa 19 merujuk kepada keesaan Allah sebagai satu-satunya dzat yang wajib disembah.
Bukti-Bukti Sederhana Kode 19
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa desain Al Qur’an yang didasarkan bilangan 19 ini, dapat dibuktikan dari penghitungan yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat komplek. Berikut ini hanya sebagian kecil dari keajaiban Al Quran (sistim 19) yang dapat ditulis dalam artikel singkat ini. Fakta-fakta yang sangat sederhana:
1. Kalimat Basmalah pada (QS 1:1) terdiri dari 19 huruf arab.
Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata : Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Penelitian menunjukkan jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.
- Jumlah kata ‘Ismi’ dalam Quran ditemukan sebanyak 19 buah (atau 19 x 1)
- Jumlah kata ‘Allah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 2.698 buah (atau 19 x 142)
- Jumlah kata ‘Arrahman’ dalam Quran ditemukan sebanyak 57 buah (atau 19 x 3)
- Jumlah kata ‘Arrahim’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 x 6)
- Apabila faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga merupakan kelipatan angka 19, yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (atau 19 x 8).
2. QS 1:1 tersebut diturunkan kepada Muhammad setelah Surat 74 ayat 30 yang artinya “Di atasnya adalah 19”.
3. Al Qur’an terdiri dari 114 surah, atau 19×6.
4. Ayat pertama turun (QS 96:1) terdiri dari 19 huruf.
5. Surah 96 (Al Alaq) ditempatkan pada 19 terakhir dari 114 surah (dihitung mundur dari surah 114), dan terdiri dari 19 ayat
6. Surat terakhir yang turun kepada Nabi Muhammad adalah Surah An-Nashr atau Surah 110 yang terdiri dari 3 ayat. Surah terakhir yang turun terdiri dari 19 kata dan ayat pertama terdiri dari 19 huruf.
7. Kalimat Basmalah berjumlah 114 (19×6), dengan perincian sebagai berikut:
- Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9, sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27 ayat : 30.
- Berbeda dengan surat-surat lain, surat ke-9 memang khusus sengaja tidak diawali bacaan ‘Basmalah’ karena isinya merupakan ayat-ayat perang. Dalam Surat ke-9 ini kebanyakan pokok pembicaraannya berisi tentang pernyataan pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin karena pengkhianatan mereka, sebaliknya surat ke 27 terdapat kisah ajakan penyerahan diri Ratu Balqis oleh Sulaiman. Jadi terdapat antagonis antara surat ke-9 dan surat ke-27.Terjemahan surat ke-27 ayat : 29-31 :”Ia (Balqis) berkata, Hai pembesar-pembesarku, telah dikirim kepadaku sebuah surat yang berharga. Surat itu dari Sulaiman yang isinya berbunyi : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku dengan berserah diri.”
- Pada surat ke-27 ayat : 30 tempat ditemukannya bacaan ‘Basmalah’, kalau bilangan surat dan ayatnya dijumlahkan hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu 27 + 30 = 57 (atau 19 X 3 ).
8. Jika ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9. Surat ke : 9, 10, 11, …, 25, 26, 27 urutan surat ke : 1, 2, 3, …, 17, 18, 19. Apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-9 sd. ke-27, (9+10+11+…+25+26+27) maka hasilnya adalah 342 (atau 19 X 18).
9. Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1) dan 76 huruf (atau 19 X 4).
10. Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9) terdiri dari 38 kata (atau 19 X 2).
11. Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10) terdiri dari 57 kata (atau 19 X 3).
12. Wahyu terakhir (Surat ke-110) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1), dan ayat pertama dari Surat ke-110 tersebut terdiri dari 19 huruf (19 X 1).
14. Wahyu yang pertama kali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surat ke-112).
15. Berkaitan dengan inisial surah, misalnya ada dua Surah yang diawali dengan inisial “Qaaf” yaitu Surah 42 yang memiliki 53 ayat dan Surah 50 yang terdiri dari 45 ayat. Jumlah huruf “Qaaf” pada masing-masing dua surat tersebut adalah 57 atau 19 x 3. Jika kita tambahkan nomor surah dan jumlah ayatnya diperoleh masing-masing adalah (42+53=95, atau 19 x 5) dan (50+45=95, atau 19 x 5). Selanjutnya initial “Shaad” mengawali tiga surah yang berbeda yaitu Surah 7, 19, dan 38. Total jumlah huruf “Shaad” di ketiga surah tersebut adalah 152, atau 19 x 8. Hal yang sama berlaku untuk inisial yang lain.
16. Frekuensi munculnya empat kata pada kalimat Basmalah dalam Al Qur’an pada ayat-ayat yang bernomor merupakan kelipatan 19 (lihat Tabel 3)
17. Ada 14 huruf arab yang berbeda yang membentuk 14 set inisial pada beberapa surah dalam Al Qur’an, dan ada 29 surah yang diawali dengan inisial (seperti Alif-Lam-Mim). Jumlah dari angka-angka tersebut diperoleh 14+14+29=57, atau 19×3.
18. Antara surah pertama yang berinisial (Surah 2 atau Surah Al Baqarah) dan surah terakhir yang berinisial (Surah 68), terdapat 38 surah yang tidak diawali dengan inisial, 38=19×2.
19. Al-Faatihah adalah surah pertama dalam Al-Quran, No.1, dan terdiri dri 7 ayat, sebagai surah pembuka (kunci) bagi kita dalam berhubungan dengan Allah dalam shalat. Jika kita tuliskan secara berurutan Nomor surah (No. 1) diikuti dengan nomor setiap ayat dalam surah tersebut, kita dapatkan bilangan: 11234567. Bilangan ini merupakan kelipatan 19. Hal ini menunjukkan bahwa kita membaca Al Faatihah adalah dalam rangka menyembah dan meng-Esakan Allah.
20. Ketika kita membaca Surah Al-Fatihah (dalam bahasa arab), maka bibir atas dan bawah akan saling bersentuhan tepat 19 kali. Kedua bibir kita akan bersentuhan ketika mengucapkan kata yang mengandung huruf “B atau Ba’” dan huruf “M atau Mim”. Ada 4 huruf Ba’ dan 15 huruf Mim. Nilai numerik dari 4 huruf Ba’ adalah 4×2=8, dan nilai numerik dari 15 huruf Mim adalah 15×40=600. Total nilai numerik dari 4 huruf Ba’ dan 15 huruf Mim adalah 608=19×32. Perhatikan tabel di bawah ini:
21. Surat ke-68 diawali huruf ‘Nun’. Setelah diteliti jumlah huruf ‘Nun’ yang terdapat pada surat tersebut (133 = 19 X 7) merupakan kelipatan 19. Berikut terjemahan surat ke-68 ayat 2-6 :
“Nun. Berkat kemuliaan Tuhanmu, engkau (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila, dan sesungguhnya bagimu pahala yang besar, dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur, maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila.”
22. Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf ‘Qof’. Setelah diteliti huruf ‘Qof’ yang terdapat pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (57 + 57 = 114 = 19 X 6). Ada yang berpendapat bahwa huruf ‘Qaf’ ini singkatan dari kata ‘Quran’ karena Quran terdiri dari 114 surat. Hal lain yang mengherankan adalah Allah biasanya menyebut kaumnya Nabi Luth dengan kalimat “Qaumu Luuth” yang ditemukan sebanyak 12 kali dalam Quran, namun pada surat ke-50 ayat 13, sebutan tersebut berganti menjadi “Ikhwanu Luuth”yang artinya “saudara-saudaranya Nabi Luuth”. Tampaknya Allah sengaja menghilangkan unsur ‘Qaf’ dalam kalimat tersebut agar jumlah huruf ‘Qaf’ dalam Quran tetap berkelipatan 19, sebab jika tidak diganti maka jumlahnya bertambah menjadi 115. Berikut terjemahan surat ke-50 ayat : 1-2 :
“Qaaf, demi Al Quran yang sangat mulia, mereka tercengang lantaran datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir : “Ini sesuatu perkara yang amat aneh”.”
23. Surat ke-42 diawali huruf ‘Ain’, ‘Sin’, dan ‘Qof’. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut pada surat ke-42 (98 + 54 + 57 = 209 = 19 X 11) merupakan kelipatan 19.
24. Surat ke-36 diawali huruf ‘Ya’, dan ‘Sin’. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat ke-36 (237 + 48 = 285 = 19 X 15) merupakan kelipatan 19.
25. Surat ke-13 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-13 (605 + 480 + 260 +137 = 1482 = 19 X 78) merupakan kelipatan 19.
26. Surat ke-7 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-7 (2529 + 1530 + 1164 + 97 = 5320 = 19 X 280) merupakan kelipatan 19.
27. Surat ke-19 diawali huruf ‘Kaf’, ‘Kha’, ‘Ya’, Ain, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada
28. Surat ke-7, 19, dan 38 diawali huruf ‘Shod’. Total jumlah huruf ‘Shod’ dalam ketiga surat tersebut (97 + 26 + 29 = 152 = 19 X 8 ) ternyata merupakan kelipatan 19.
29. Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Mim’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan19.
- Surat ke-2: 4502 + 3202 + 2195 = 9899 (19 X 521)
- Surat ke-3: 2521 + 1892 + 1249 = 5662 (19 X 298)
- Surat ke-29: 774 + 554 + 344 = 1672 (19 X 88)
- Surat ke-30: 544 + 393 + 317 = 1254 (19 X 66)
- Surat ke-31: 347 + 297 + 173 = 817 (19 X 43)
- Surat ke-32: 257+ 155 + 158 = 570 (19 X 30)
Kejadian Yang Terkait Dengan Angka 19
Beberapa kejadian lain di alam ini dan juga dalam kehidupan kita sehari-hari yang mengacu pada bilangan 19 adalah:
1. Telah dibuktikan bahwa bumi, matahari dan bulan berada pada posisi yang relatif sama setiap 19 tahun
2. Komet Halley mengunjungi sistim tata surya kita sekali setiap 76 tahun (19×4).
3. Fakta bahwa tubuh manusia memiliki 209 tulang atau 19×11.
4. Langman’s medical embryology, oleh T. W. Sadler yang merupakan buku teks di sekolah kedokteran di Amerika Serikat diperoleh pernyataan “secara umum lamanya kehamilan penuh adalah 280 hari atau 40 minggu setelah haid terakhir, atau lebih tepatnya 266 hari atau 38 minggu setelah terjadinya pembuahan”. Angka 266 dan 38 kedua-duanya adalah kelipatan dari 19 atau 19×14 dan 19×2.
Rukun Islam dan Angka 19
Islam adalah agama yang dibawa oleh seluruh nabi sejak Nabi Ibrahim sebagai the founding father of Islam (misalnya lihat QS 2:67, 130-136; QS 5:44, 111; QS 3:52). Pesan utama yang disampaikan oleh seluruh Nabi sejak Nabi Ibrahim sampai Nabi Muhammad adalah sama yaitu menyembah Allah yang Esa, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji. Allah menyempurnakan Islam melalui Nabi Muhammad. Jadi praktek shalat, zakat, puasa dan haji telah dilakukan dan diajarkan oleh Nabi-nabi sejak Nabi Ibrahim. Dari kelima pilar agama Islam, dapat ditunjukkan bahwa semua berkaitan dengan sistim bilangan 19 (kelipatan 19).
1. Syahadat
Telah dibahas di atas bahwa pilar pertama agama Islam “Laa Ilaaha Illa Allah” didisain berdasarkan bilangan 19.
2. Shalat
Kata “shalawat” yang merupakan bentuk jamak dari kata “shalat“ muncul di Al Qur’an sebanyak 5 kali. Ini menunjukkan bahwa perintah Allah untuk melaksanakan shalat 5 kali sehari dikodekan di Al Qur’an. Selanjutnya jumlah rakaat dalam shalat dikodekan dengan bilangan 19. Jumlah rakaat pada shalat subuh, zuhur, ashar, maghrib dan isya masing-masing adalah 2,4,4,3, dan 4 rakaat. Jika jumlah rakaat tersebut disusun menjadi sebuah angka 24434 merupakan bilangan kelipatan 19 atau (24434 = 19×1286). Digit 1286 kalau dijumlahkan akan didapat angka 17 (1+2+8+6) yang merupakan jumlah rakaat shalat dalam sehari. Untuk hari Jum’at jumlah rakaat Shalat adalah 15, karena Shalat Jum’at hanya 2 rakaat. Ini juga dapat dikaitkan dengan bilangan 19 (kelipatan 19). Jika kita buat hari Jum’at sebagai hari terakhir, maka jumlah rakaat shalat mulai hari Sabtu sampai Jum’at dapat ditulis secara berurutan sebagai berikut: 17 17 17 17 17 17 15. Jika urutan bilangan tersebut kita jadikan menjadi satu bilangan 17171717171715, maka bilangan tersebut merupakan bilangan dengan kelipatan 19 atau (19 x 903774587985). Jadi pada intinya shalat itu menyembah Tuhan yang Satu (ingat: 19 adalah total nilai numerik dari kata ‘waahid’). Surah Al-Fatihah yang dibaca dalam setiap rakaat dalam Shalat seperti dibahas sebelumnya juga mengacu pada bilangan 19. Selanjutnya, kata “Shalat’ dalam Al Qur’an disebutkan sebanyak 67 kali. Jika kita jumlahkan nomor surat-surat dan nomor ayat-ayat dimana ke 67 kata “Shalat” disebutkan, diperoleh total 4674 atau 19×246.
3. Puasa
Perintah puasa dalam Al Qur’an disebutkan pada ayat-ayat berikut:
- 2:183, 184, 185, 187, 196;
- 4:92; 5:89, 95;
- 33:35, 35; dan
- 58:4.
Total jumlah bilangan tersebut adalah 1387, atau 19×73. Perlu diketahui bahwa QS 33:35 menyebutkan kata puasa dua kali, satu untuk orang laki-laki beriman dan satunya lagi untuk wanita beriman.
5. Zakat dan Menunaikan Haji
Sementara tiga pilar pertama diwajibkan kepada semua orang Islam laki-laki dan perempuan, Zakat dan Haji hanya diwajibkan kepada mereka yang mampu. Hal ini menjelaskan fenomena matematika yang menarik yang berkaitan dengan Zakat dan Haji. Zakat disebutkan dalam Al Qur’an pada ayat-ayat berikut:
Penjumlahan angka-angka tersebut diperoleh 2395. Total jumlah ini jika dibagi dengan 19 diperoleh sisa 1 (bilangan tersebut tidak kelipatan 19).
Haji disebutkan dalam Al Qur’an pada ayat-ayat
- 2:189, 196, 197;
- 9:3; dan
- 22:27.
Total penjumlahan angka-angka tersebut diperoleh 645, dan angka ini tidak kelipatan 19 karena jika angka tersebut dibagi 19 kurang 1.
Kemudian jika dari kata Zakat dan Haji digabungkan diperoleh nilai total 2395+645 = 3040 = 19×160.
Secara umum disimpulkan bahwa Al Qur’an didisain secara matematis. Apa yang dibahas di atas hanyalah sebagian kecil dari ribuan bukti tentang desain matematis dari Al Qur’an dan khususnya tentang bilangan dasar 19 sebagai desain Al Qur’an yang dapat disajikan pada tulisan ini. Selain itu, tulisan ini hanya memfokuskan pada contoh-contoh yang sangat sederhana, sementara untuk contoh-contoh yang sangat kompleks tidak disajikan di sini karena mungkin akan sulit dipahami oleh orang yang tidak memiliki latar belakang atau kurang memahami matematika. Bilangan 19 yang juga berarti Allah yang Esa, dan juga berarti tidak ada Tuhan melainkan Dia, dapat dikatakan sebagai “Tanda tangan Allah” di alam semesta ini. Hal ini sesuai dengan salah satu firman Allah yang menyatakan bahwa seluruh alam ini tunduk dan sujud kepada Allah dan mengakui keesaan Allah. Hanya orang-orang kafir lah yang tidak mau sujud dan mengakui keesaan Allah. Allah dalam menciptakan Al Qur’an dan alam semesta ini telah melakukan perhirtungan secara detail, seperti firman Allah yang berbunyi:
“dan Allah menghitung segala sesuatunya satu per satu (secara detail)” (QS 72:28).
Jika anda jumlahkan angka-angka pada nomor surah dan ayat tersebut akan memperoleh angka 19 (7+2+2+8=19).
Dari uraian di atas khususnya mengenai lima pilar Islam diperoleh kesimpulan yang sangat tegas bahwa pemeluk Islam adalah orang-orang yang pasrah dan tunduk menyembah dan mengakui keesaan Allah seperti yang ditunjukkan bahwa kelima pilar Islam tersebut berkaitan dengan sistim bilangan 19 (nilai numerik dari kata “waahid” atau Esa). Hal ini juga sesuai dengan Islam sendiri yang yang secara harfiah dapat berarti pasrah/tunduk. Hal lain yang dapat diambil sebagai pelajaran dari sistim bilangan 19 sebagai disain Al Qur’an adalah terpecahkannya “unsolved problem” mengenai perdebatan di antara para ulama terhadap status “Basmalah” pada Surah Al-Faatihah apakah termasuk salah satu ayat dalam surah tersebut atau tidak. Dengan ditemukannya bilangan 19 sebagai disain Al Qur’an, bukti-bukti matematis pada tulisan ini telah membuktikan bahwa lafal “Basmalah” termasuk dalam salah satu ayat Surah Al-Fatihah. Sebagai penutup, semoga tulisan ini dapat menambah keimanan bagi orang-orang yang beriman, menjadi tes/ujian bagi mereka yang belum beriman, dan menghilangkan keragu-raguan bagi mereka yang hatinya dihinggapi keragu-raguan akan kebenaran Al Qur’an. Allah akan membiarkan sesat orang-orang yang dikehendakiNya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya (QS 74:31).
Catatan: Untuk memverifikasi anda perlu menggunakan Al Qur’an yang dicetak menurut versi cetak Arab Saudi atau Timur Tengah pada umumnya. Mengapa? Karena terdapat banyak perbedaan antara Qur’an versi cetak Indonesia pada umumnya dan Qur’an versi cetak Arab Saudi meskipun perbedaan tersebut tidak berpengaruh pada makna/arti.
Sumber: Dr. Rashad Khalifa (“MIRACLE OF THE QURAN: Significance of the Mysterious Aphabets”)
No comments